Kitab 2

Jiwa Manusia [Nama-Wujud-Rupa-Rasa]

 WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN  Artinya : Aku ada di dalam Jiwamu, mengapa kamu tidak melihat?   Audzubillahiminasyaitonnirrojim…
Bismillahirrahmaanirrahiim
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari [godaan] SIFAT syaitan yang terkutuk.   Manusia adalah tempatnya Idajil. Iblis, Syaitan, Jinn, 10 Malaikat [Sifat Malaikat] Surga dan Neraka, 7 lapis langit 7 lapis bumi [Hati yang lapang]

Makna-makna yang terkandung dalam setiap kitab suci semuanya dirangkum dalam Al-Quran, makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran dirangkum semuanya dalam surat Al-Fatihah dan makna-makna yang terkandung dalam surat Al-Fatihah dirangkum dalam kalimah Bismillaah.

Makna-makna yang terkandung dalam kalimah Bismillaah dirangkum dalam huruf Ba-nya, makna yang terkandung dalam huruf Ba adalah ;   "Oleh-KU telah terjadi sesuatu yang telah terjadi dan oleh-KU akan terjadi sesuatu yang akan terjadi"    Makna TITIK pada huruf "Ba" adalah HATI di belakang hati ada sifat 20. [Pintu masuk = "Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu"] Ketemu huruf Ba = Qolbi Ketemu huruf Sin = Perkataan, Tekad, Prilaku Ketemu huruf Mim = Ilmu Ketemu dengan ALIF - LAM - LAM - HA  ” Sesungguhnya syaitan berjalan dalam tubuh Manusia di tempat peredaran darah.”  [HR. Al Bukhari: 7171 dan Muslim: 2175 dari hadits Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha]

“Ketika Allah menciptakan Adam [Cahaya = Sifat Malaikat] di Surga, Allah pun meninggalkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Maka Iblis pun mengitari [Adam] dan memperhatikan bagaimana keadaannya, ketika melihat ada sisi yang kosong, maka dia pun mengetahui bahwa Allah telah menciptakan satu ciptaan yang tidak mampu untuk menahan diri.”  Ketika pindah ke Alam Dunia, Adam di masukkan ke dalam jasad, hakikat jasad adalah merupakan penjara dunia.
Allah Subhana wa Ta'ala hanya menciptakan Rahmat dan Ni’mat, Allah Subhana wa Ta'ala tidak menciptakan Neraka ketika Adam berada di Alam Rahmat…   Di saat Iblis tidak mau bersujud/hormat kepada Adam maka lahirlah Neraka, Neraka adalah buah TEKAD Iblis, ketika permohonannya dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menggoda anak cucu Adam sampai hari Kiamat…

 Sifat-sifat Iblis, Setan, Jinn :
 HUBBUD DUNIA adalah pangkal dari semua sifat-sifat ;  sombong, ujub, riya, takabur, fasik, munafik, iri, dengki, dendam, benci, dusta, sum’ah, bohong, zhalim, khianat, rakus, bakhil, kikir, fitnah, ghibah, fitnah, mencela, menghina, mencemooh, perkataan kasar dan kotor dll  RAHMAT ALLAH dan SYAFA'AT RASULULLAH sangat sulit untuk menetes ke dalam hati yang di penuhi penyakit, hati yang keras, hati yang susah untuk menerima nasehat.   Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam ; Allah tidak memandang RUPA dan HARTAMU tetapi Allah memandang HATI dan AMALANMU
 Musyrik  Dholalah : Latta, Uza, Manat, Hubal.   Syirik Khofi : Islam yang tekadnya berubah.  Syirik Lijati : Hati Islam,  pekerjaan musyrik.  Syirik Li’ijati : Pindah-pindah Agama.   Kufur : Ucapan yang buruk. Kafir : Manusia yang jahat hatinya. Kufar : Prilaku dan langkah yang buruk.


Hadast-hadast BAATHIN  [Berhala-berhala di dalam hati, uapnya akan menutupi Baathin]    SIFAT membuktikan ISI HATI  Akhlaq Baathin yang sudah buruk, karena Iblis, Syaitan dan Jinn telah mengkapling  HATI , membuat manusia berubah TEKAD. Perkataan, tekad dan tingkah lakunya cerminan dari sifat-sifat Iblis, Setan dan Jinn.  Mereka selalu membuat perangkap, jebakan halus, menghalangi dan membelokan  jalan menuju kepada kebenaran dan kebaikan [Menawarkan Surga, mengajak ke Neraka]
SATU KEBENARAN, DI BUNGKUS 100 KEPALSUAN  "Seperti semut hitam yang berjalan di atas batu hitam, di kegelapan malam di dalam gua yang gelap"    Hadast Baathin menjadi benih  KEBENCIAN  akan menghasilkan HALUSINASI JIWA :
Merasa paling baik... Merasa paling benar...  Merasa paling pandai...  Merasa banyak amal...  Merasa paling shaleh...  Merasa ahli ibadah...  Ingin dipuji...  Ingin disanjung...  Ingin di hormat...  Mengagumi diri...  Melupakan dosa...  Melupakan azab...  Berandai- andai terhadap Allah...  Berangan-angan Surga...  Benci kepada yang tidak shalat...  Benci kepada manusia yang tidak disukai...  Menghina...  Melecehkan...  Mencemooh...  Panjang angan - angan dll  Ibadah yang dibarengi dengan perasaan akan membuka jebakan- jebakan dan perangkap yang sangat halus, pintu masuknya syaitan ke dalam hati;   Seperti ahli ibadah...  Seperti ahli agama... Seperti ahli shalat... Seperti orang pandai... Seperti ahli surga... Seperti orang baik...
  “Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia - lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”  (An-Nahl : 60)   Sukma/Atma/Ruh/Jiwa = 4 Ruh DIRI adalah AMANAT SUCI dari YANG MAHA SUCI.  Diri yang tidak pernah berbohong  Diri yang selalu jujur  Diri yang selalu mengajak kepada kebaikan  Diri yang selalu menasehati  Diri yang selalu mempunyai solusi  Diri yang suka membantu orang lain  Diri yang suka menolong orang lain  Diri yang tidak suka menyakiti orang lain  Diri yang tidak suka di kotori dengan zhalim  Diri yang tidak suka di kotori dengan maksiat  Diri yang tidak suka di kotori dengan kikir  Diri yang tidak suka di kotori dengan iri  Diri yang tidak suka di kotori dengan dengki  Diri yang tidak suka di kotori dengan kesombongan  Diri yang tidak suka di kotori dengan khianat  Diri yang tidak suka di kotori dengan dusta  Diri yang tidak suka di kotori dengan syirik  Diri yang tidak suka di kotori dengan musyrik  Diri yang tidak suka di kotori dengan ujub  Diri yang tidak suka di kotori dengan riya  Diri yang tidak suka di kotori dengan takabur  Diri yang tidak suka di kotori dengan munafik  Diri yang tidak suka di kotori dengan hati yang keji  Diri yang tidak suka di kotori dengan munkar dll.  Diri yang hanya menerima Sifat kebaikan.  Diri yang di bawah payung syariat :  Wajib-Halal-Haram-Mubah-Makruh  Hakikatnya diri ini “di pake “ oleh Allah…  Tafakur sesaat lebih baik dari 1000 shalat…  Ketika diri susah untuk menerima nasehat…  Ketika diri berat untuk berbuat kebaikan…  Ketika diri berat untuk ibadah…  Ketika diri berat untuk jujur…  Ketika diri berat untuk shalat…  Ketika diri berat untuk sedekah…  Ketika diri berat untuk infaq…  Ketika diri berat untuk zakat dll  Ketika nafsu selalu condong kepada keburukan maka hati menjadi mudah jengkel, rewel, uring-uringan, kesal, sering marah, kecewa, kata hati menjadi keji dan kotor, pengumpat dan pencela, perbuatan menjadi munkar dll.

Saat itulah dorongan diri sudah lemah tidak berdaya, karena keinginan hati yang tidak terpenuhi, keinginan hati yang tidak terpuaskan, menyangka bahwa orang lain bakal bisa memenuhi segala keinginannya, inginnya yang datang dari orang lain semuanya adalah hal yang baik-baik saja, inginnya yang datang dari orang lain adalah segala hal yang mengenakan dan menentramkan hati.

Salah target, karena terlalu banyak berharap kepada orang lain, menyangka bahwa orang lain bisa mengadakan dan meniadakan segalanya… inginnya Tuhan mengikuti keinginan kita...  Ibarat bayi yang ingin minum air susu ibunya, dia akan menjerit sekuat tenaga, muka menjadi merah karena keinginannya belum terpenuhi…  Dirancanglah melalui nafsu oleh Iblis…  Sehingga mudah untuk putus asa  Sehingga mudah was-was  Sehingga mudah marah, kesal , jengkel dll  Sehingga mudah untuk membunuh  Sehingga mudah untuk bunuh diri  Sehingga mudah untuk menzhalimi  Sehingga mudah untuk khianat  Sehingga mudah untuk menipu  Sehingga mudah untuk korupsi  Sehingga mudah untuk tawuran  Sehingga suami mudah untuk memukul istri  Sehingga istri mudah untuk melawan suami  Sehingga anak mudah untuk melawan orang tua dll…

  Tidak ada Ruh sabar  Tidak ada Ruh syukur  Tidak ada Ruh ikhlas  Tidak ada Ruh tawakal   Karena selalu memperturutkan hawa nafsu, hidupnya hanya untuk menghamburkan usia, menghamburkan waktu, menghamburkan harta, hidupnya hanya untuk kepuasan sesaat, tidak peduli dengan Ilmu, tidak peduli dengan kampung akhirat, tersihir oleh gemerlapnya dunia, terlena dan mabuk oleh harta dan kemewahan, karena otak dan hati sudah di kapling oleh virus, akhirnya menjadi terhijab, hidup menjadi terasa hambar, karena sudah kehilangan RUH SHALAT, baathin menjadi terlantar, bukankah shalat itu untuk mengundang Rahmat?

Mengapa yang datang adalah Neraka pengap dan Neraka gelap dengan berbagai macam masalah yang tak kunjung usai, sengketa dunia, tidak ada ketenangan jiwa, hati selalu cemas dan was-was, ragu, panjang angan-angan, ketakutan akan masa depan, ketakutan akan akan hari esok dll, susah untuk mencapai jalan kebaikan…   Intinya hidup adalah mengabdi dan melayani manusia dengan baik. tulus, ikhlas tanpa pamrih, hakikatnya adalah sedang mengabdi kepada Allah dan Rasul-Nya...   " Nasib Agama bagaikan daun pisang, ketika hujan di butuhkan, ketika kemarau di campakkan "       LAM YALID WA LAM YULAD : Tidak beranak dan diperanakan dengan benda  Tidak beranak dan diperanakan dengan makhluk dll.   " Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan  HAWA NAFSU-nya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan Ilmu-Nya[1384]  dan Allah telah mengunci mati PENDENGARAN dan HATI-nya dan meletakkan tutupan atas PENGLIHATAN-nya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah [membiarkannya sesat]. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
[QS al-Jatsiyah:45: 23] Jika kegelapan menutupi mata baathin maka menyebabkan baathin terpisah dari kebenaran. Baathinlah yang tertutup sedangkan kebenaran tidak tertutup. Dalil atau bukti yang dicari bukanlah untuk menyatakan kebenaran dan keyakinan, tetapi untuk mengeluarkan baathin dari lembah kegelapan kepada cahaya yang terang benderang, keyakinan/iman di dapat melalui pengamalan, sehingga cahaya akan menerangi atau membuka hijab hati, kekuatan ilmu yang diperoleh di tentukan oleh kekuatan hati, wadahnya harus bersih, ilmu tidak akan masuk ke dalam hati yang kotor.  Apabila hatinya bersih maka cahaya Illahi semakin bersinar menerangi dan dia mendapat ilmu yang lebih jelas, lalu baathinnya menghadap kepada yang lebih benar, sehinggalah dia menemui kebenaran hakiki, terbukanya mata baathin memperlihatkan keberadaan Allah Ta’ala, kesaksian mata baathin memperlihatkan ketiadaan diri selain Wujud-Nya, kesaksian hakiki mata baathin memperlihatkan bahwa hanya Dzat yang Wujud, tidak terlihat lagi ketiadaan dan wujud diri, hal ini disebut Nafi Isbat.
Baathin yang terlantar tanpa makanan mengakibatkan peredaran darah menjadi kotor, akibatnya menjadi penyakit, mudah marah, depresi, stress, was-was, keraguan, hati resah, jiwa gelisah, pikir tidak tenang, hati panas, hati membatu, stroke, penyakit jantung, kanker, darah tinggi, tumor,  sakit yang panjang di masa tua, sakaratul maut  yang lama  dll  
  Efek dari hadast-hadast baathin, akan membuat baathin terhijab dan qolbu menjadi gelap, hati mengalami kebutaan...   "Sesungguhnya bukan buta mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada"   [Al Hajj: 46]
  BAATHIN adalah maqamnya RUH :   BILLA HAEFFIN artinya tak berwarna dan tak berupa, tidak merah tidak hitam, tidak gelap tidak pula terang.   BILLA MAKANIN artinya tidak berarah tidak bertempat, tidak di barat tidak di timur, tidak di utara maupun di selatan, tidak di atas maupun di bawah.   Baathin bisa kotor oleh uap-uap nafsu kotor dari ; 1. NAFSU AMARAH  2. NAFSU SAWIYAH  3. NAFSU LAWAMMAH 4. NAFSU MUTHMAINAH adalah nafsu yang diberikan bersamaan dengan RUH. Sifatnya nafsu adalah meliputi, jika Nafsu Muthmainah menjadi penguasa [RASA] maka akan berubah sifat menjadi jiwa yang tenang. bukti dari Nafsu adalah adanya segala keinginan...  SIFAT RASA BAIK dan SIFAT RASA BURUK.  Jika kata-kata Nafsu Muthmainah mampu menjadi pemimpin ke 3 nafsu lainnya itulah jiwa yang tenang / Rahmat, meningkat lagi kepada Nafsu Mardiyah, Nafsu Rodiyah, Nafsu Kamilah menjadi INSAN KAMIL MUKAMIL
 RUH - mengenai RUH, manusia hanya diberi pengetahuan yang sedikit, RUH SIFATNYA FITRAH dan NETRAL, RUH ibarat minyaknya, NYAWA adalah api, NAFSU adalah panasnya, adanya Nyawa adalah ketika bayi dari Alam Rahim keluar dan kontak dengan Alam Dunia, karena adanya Jauhar Awwal Rasulullah.
 I'TIQOD - TEKAD [DASAR TAUHID] pada diri manusia adalah hal yang paling penting dan mendasar, karena ini menyangkut Akar Hati = Tulang ekor = Balung Tunggal   "Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur [dimakan tanah] kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat."
[HR. Al Bukhari, Nomor 4935]
 Akarnya adalah Tekad / I'tiqod,  batangnya adalah Syahadat, cabang dan ranting adalah Istigfar, daunnya adalah Takbir, buahnya adalah Bismillah,  pohon hati ini akarnya membenam ke dalam tujuh lapis bumi, dan buahnya menjulang ke atas tujuh lapis langit, kedudukan NIAT adalah DI LUAR TEKAD.
 Surga dan Neraka ditentukan oleh manusia ketika hidup di dunia, sesuai dengan Tuhannya/Itiqod/Tekad/Keyakinannya, karena setiap manusia sudah dibekali dengan Ilmu-nya masing - masing...    Syahadat ; ILMU - AMAL - PERKATAAN
ITIQOD/TEKAD > Lafadz Tauhid > proses > Kalimah Tauhid [Ruh Tauhid]
 "DI DUNIA SEBAB AKIBAT, DI AKHIRAT SEBAB TEKAD "

 QOLBU - adalah tempatnya SIFAT NUR ILMU RASULULLAH berfungsi sebagai penerang Alam Hati [Cahaya Iman] Jika Ilmunya yang di dapatkan dari Ilmu yang bersih dan suci, maka setitik Nur ini akan menjadi:   CAHAYA NURR [Rijalullah] Sifat Nur Ilmu ini berada di Nur Darah Merah, Nur Darah Kuning, Nur Darah Putih, Nur Darah Hitam.   CAHAYA API [Rijalul 'Alam] yang terbuat dari api yang bersih, dari Raja Jann, rajanya para Jinn. Ilmunya di dapat dengan cara kotor [amalan junub] maka darah menjadi menjadi kotor.   NYAWA - adanya nyawa adalah ketika jasad bayi dari Alam Rahim lahir dan kontak dengan Alam Dunia. SIFAT FITRAH RUH berubah sifat menjadi ROH [Wujud Rupa Jasad] setaraf dengan bangsa Jinn, jasad terbuat dari Hakikat Adam dan nyawa berada di bawah kulit ari di atas permukaan daging.     Jutaan nyawa mati oleh API Jutaan nyawa mati oleh ANGIN Jutaan nyawa mati oleh BUMI Jutaan nyawa mati oleh AIR ketika beranjak dewasa jasad menjadi kotor, sedikit ataupun banyak, ada Roh - roh dari API - ANGIN - BUMI - AIR yang menumpang pada makanan, sehingga menjadi kotor dan masuk ke dalam tubuh, di cerna oleh tubuh menghasilkan darah, dalam peredaran darah inilah Roh - roh bersemayam, sehingga menimbulkan penyakit, jadi asal usul penyakit adalah dari makhluk atau dari Roh yang menumpang pada makanan.
 Setiap perbuatan maksiat akan menjadi dosa. Setiap dosa manusia akan berpengaruh terhadap darah, karena darah adalah merupakan sebuah alam atau sebuah wadah.   Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda ; "Dosa itu membekas di dalam Hati."(Al Hadits).  

Proses Nabati dan Hewani + Ilmu di 7 turunan  Ex ; Habil dan Qobil > Faktor Genetik > HAWA NAFSU > SIFAT BAIK dan SIFAT BURUK  Halal, Haram, Syubhat> Darah > Sifat > Akhlak. Sifat Ilmu/sifat pekerjaan seseorang ketika di dunia, akan turun kepada keturunannya, Allah tidak akan menerima keburukan dan... sifat buruk itu akan kembali kepada keturunannya.  Ibnu Abbas Radhiallaahu'anhu ; "Tidak ada dosa kecil kalau dilakukan terus menerus dan tidak ada dosa besar kalau dibarengi istighfar. Berkata pula seorang salaf, "Jangan engkau memandang kepada kecilnya dosa, namun lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat."   "Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali NAFSU yang diberi RAHMAT oleh Rabbku.” [QS Yusuf: 53]   MADI - WODI - MANI - MANIKEM Wujud jasmani manusia bakal rusak, tetapi RASA akan tetap ada, enak dan tidak enak, hanya alamnya akan berbeda, itulah sebabnya makhluk umurnya tidak sama, bukan kehendak Allah panjang dan pendeknya umur, tapi wadahnya yang tidak kuat, jadi suka cepat mengalami kematian. Pekerjaan dari Bapak dan Ibu, proses Nabati dan Hewani, halal dan haram, namanya Madi, Wodi, Mani, Manikem itulah yang kurang kuat, makanya cepat mati, wadahnya hidup, yang kurang kuat adalah MANI, sebab asal mani, dari gulungan darah, jika darah Ibu dan Bapak, di waktu tadi keluar, darah dalam keadaan tidak sehat, lagi ada penyakit, mani juga akan tidak sehat, tercampuri oleh penyakit, jadinya tetap jadi, tapi cepat lapuk, umurnya tidak akan bertahan lama, karena sudah keropos tadinya.  Darah harus jalan baik, proses Nabati dan Hewani yang halal agar menghasilkan keturunan yang halal, yang disebut :    WADI asalnya dari API menjadi DAGING  MADI asalnya dari ANGIN menjadi SUMSUM  MANI asalnya dari AIR menjadi TULANG  MANIKEM asalnya dari BUMI menjadi KULIT
  Kemuliaan manusia terletak pada akalnya ; Penghalang AKAL adalah Syaithan Penghalang PIKIR adalah Jinn Penghalang HATI adalah Iblis Penghalang BAATHIN adalah Azazil/Idajil  Jika penghalangnya tidak bisa disingkirkan maka manusia akan bermartabat seperti hewan, hanya hawa nafsu buruk yang ada, kerjanya hanya makan, tidur, senggama, senang-senang, kemewahan, bermegah-megahan, menghamburkan harta, usia dan waktu, hidupnya hanya untuk menanti ajal, tidak tahu asalnya dari mana, untuk apa dia ada di dunia, pulang mau kemana…  "Ada seseorang ketika hidup di dunia, dia banyak melakukan amalan Surga, tapi ujung-ujungnya masuk Neraka"   "Ada seseorang ketika hidup di dunia, dia banyak melakukan amalan Neraka, tapi ujung-ujungnya masuk Surga"
 Dasar Ilmu adalah kesadaran diri... Ma'rifat tertinggi adalah ketika manusia berani dan jujur untuk menelanjangi diri, menggali dosa, kesalahan dan kekurangan diri…

“ Ya ayyuhan nafsul muthmainnah irji'i ila robbiki rodhiyatam mardhiyyah “  [QS al-fajr:27-28]    “ WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA ROBB-MU, DALAM KEADAAN RIDHO DAN DI RIDHOI ”

  Taubat Hakiki Menurut Imam Ali as Buku : Taubat dalam naungan kasih sayang  Karya : Ayatullah Husein Ansariyan   Dengan mengingat pengaruh dan efek besar yang terdapat dari taubat, seperti : meraih ampunan dan rahmat Ilahi, meraih kelayakan untuk masuk ke surga, selamat dari siksa api neraka, terjauhkan dari jalan yang menyimpang, berada dalam rel yang lurus, dan bersih dari dosa-dosa dan kegelapan, maka kita bisa simpulkan bahwa aktifitas taubat bukan merupakan sebuah kegiatan yang kecil dan biasa, akan tetapi taubat merupakan sebuah aktifitas besar, luar biasa dan sangat penting.   Taubat tidak akan terealisasi apabila seseorang hanya mengucapkan “astaghfirullah” (aku mohon ampun kepada Allah Swt) dengan disertai rasa malu dalam dirinya dan tetesan air mata, karena banyak orang yang bertaubat dengan cara seperti ini, namun selang beberapa waktu, mereka kembali lagi jatuh ke dalam dosa yang sama.   “Kembali jatuh ke dalam dosa” merupakan bukti yang paling jelas bahwa taubat yang hakiki belum terealisasi. Taubat yang hakiki merupakan hal yang sangat penting dan agung, oleh karena itu, banyak dari ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis yang menyinggung persoalan tersebut.   Taubat Hakiki Menurut Imam Ali as   Suatu saat seseorang di hadapan Imam Ali as, mengucapkan "Astaghfirulloh" (Aku memohon Ampunan kepada Allah ), maka Imam Ali as berkata kepadanya, "Semoga ibumu meratapi kematianmu. Tahukah kamu, apakah Istighfar itu? Istighfar adalah derajat orang-orang yang tinggi kedudukannya. Ia adalah nama yang berlaku pada enam makna;  1. Pertama, penyesalan yang telah lalu. 2. Kedua, bertekad untuk tidak kembali pada perbuatan dosa itu selamanya. 3. Ketiga, mengembalikan hak orang lain yang telah diambilnya (tanpa hak) sehingga kamu berjumpa dengan Allah dalam keadaan terlepas dari tuntutan seorang pun. 4. Keempat, hendaklah kamu memperhatikan setiap kewajiban atasmu yang sebelumnya telah kamu sia-siakan sehingga kamu dapat memenuhi kewajiban itu. 5. Kelima, hendaklah kamu perhatikan daging yang telah tumbuh dari hasil yang haram, lalu kamu kuruskan ia dengan kesedihan sehingga kulit menempel pada tulang, lalu tumbuh di antaranya daging yang baru (dari hasil yang halal).
6. Keenam, hendaklah kamu rasakan badanmu dengan sakitnya ketaatan, sebagaimana kamu telah merasakannya dengan manisnya kemaksiatan. Maka, ketika itulah, kamu layak mengucapkan "Astaghfirulloh"

Comments

Ilmu dzikir dan Tauhid